Bayi ‘Mengandung’, Harga Telur Vs Stunting, Romahurmuziy Susah Tidur

oleh -805 Dilihat

BERITAJAKARTA – Sebuah kasus langka terjadi di Kolombia dan menghebohkan detikers. Seorang ibu melahirkan bayi berkondisi langka ‘fetus in fetu’ yang berarti sang bayi ‘mengandung’ kembarannya sendiri. Lebih langkanya lagi, kondisi hamil kembarannya sendiri ini diketahui sejak masih dalam kandungan berusia 35 minggu.

Bayi yang diberi nama Itzamara itu akhirnya dilahirkan pada minggu ke-37. Dokter melakukan operasi caesar karena khawatir kembarannya akan tumbuh dan merusak organ dalam bayi Itzamara, lalu menjalani bedah laparoskopi. Kisah selengkapnya bisa disimak dalam tautan berikut:

Sementara itu, lagi-lagi stunting menjadi topik kesehatan yang ‘laris’. Bagaimana tidak, menurut data dari Riskesdas 2018, prevalensi angka stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen dan menempati urutan keempat tertinggi di dunia.

Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Assyifa Szami Ilman melakukan sebuah penelitian mengenai hubungan antara harga pangan (nasi (beras), daging sapi, daging ayam, telur, dan ikan) dengan angka stunting di Indonesia. Ilman menemukan adanya peningkatan pada kemungkinan suatu rumah tangga memiliki anak stunting ketika harga kelima pangan tersebut naik sebesar Rp 1.000.

Saat beras naik sebesar 1.000, maka kemungkinan risiko suatu rumah tangga memiliki anak stunting sekitar 2,44 persen. Sementara pada daging sapi naik 0,18 persen, pada daging ayam naik menjadi 0,87 persen, dan pada ikan meningkat 0,81 persen. Sedangkan kenaikan harga pada telur bisa meningkatkan risiko stunting menjadi 6,81 persen.

Stunting sempat diperdebatkan oleh dua calon wakil presiden (cawapres) RI, di mana mereka memberikan solusi yang cukup berbeda. Sandi, cawapres nomor urut 02 mencanangkan Program Sedekah Putih dengan membantu kecukupan gizi tak hanya susu, tapi juga kacang hijau atau tablet penambah gizi, sedangkan program ini mendapat sanggahan dari Calon Wakil Presiden lain Ma’ruf Amin karena berisiko mengacaukan pengertian terkait pentingnya Air Susu Ibu (ASI).

Beralih ke sisi lain, tersangka kasus suap ‘jual-beli’ jabatan di Kementerian Agama (Kemenag), Romahurmuziy alias Rommy dikabarkan gagal menjalani pemeriksaan pada Kamis (21/3) karena mengeluh sakit. Dokter menemukan bahwa kondisi Rommy sehat hanya saja mungkin memang kurang tidur.

Sebuah studi dalam jurnal Sleep Medicine 2017 melihat bagaimana keluhan nyeri bisa meningkat pada orang kurang tidur. Pemimpin studi Esther Afolalu menyebut hal ini terjadi kemungkinan karena kurang tidur membuat sistem imunn tidak berfungsi dengan baik. Dampaknya bakteri, virus, serta zat asing akan lebih mudah menyerang tubuh menimbulkan reaksi inflamasi yang berkaitan dengan nyeri.(detikcom)