BERITAJAKARTA.CO.ID – Makanan cepat saji itu bahaya, apalagi jika tidak diimangi dengan olahraga semestinya.
Salah satunya, makanan cepat saji dapat memicu kanker. Kanker ada karena faktor transisi, salah satunya dari kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji.
“Kita tahu terlalu banyak makan, kurang olahraga, berat badan berlebih, dan penyakit komorbid seperti diabetes itu dapat memicu kanker. Jadi, tidak bisa tidak angka kanker ini meningkat,” sebut Prof DR dr Aru Sudoyo.
Dia menambahkan, makan yang mengikuti gaya western (barat) jika tidak diimbangi dengan olahraga atau pola hidup sehat tentu memicu adanya kanker.
“Kita tahu bahwa 90% dari kanker itu faktorisasi resikonya adalah lingkungan dan kebiasaan sehari-hari. Hanya 8 hingga 9 persen dari faktor keturunan,” katanya.
Ia pun berharap agar angka kanker bisa turun. Sebab, pasien kanker yang datang untuk berobat itu sudah dalam keadaan stadium lanjut.
Orang-orang menghabiskan biaya yang sangat mahal. Untuk sekali infus Rp100 juta. Itulah mengapa ada YKI yang melakukan promosi preventif.
Ia berharap YKI bersama komponen masyarakat dan pemerintah dapat mengedukasi masyarakat agar hidup lebih baik dan melakukan deteksi dini.
Sebab, jika masyarakat mau melakukan deteksi dini, maka kanker bisa lebih mudah dicegah. Edukasi dan pendampingan inilah yang perlu dilakukan agar masyarakat mau memeriksakan kesehatannya.
“Edukasi, penyuluhan, deteksi dini, serta pendampingan kepada masyarakat tentunya sangat penting untuk dilakukan,” tandas Prof DR dr Aru Sudoyo.***