Gunung Meletus Menjadi Pusat Perhatian Bagi Turis

oleh -395 Dilihat

BERITA JAKARTA – Belakangan, berita gunung meletus menjadi perhatian. Akan tetapi di belahan bumi lainnya, ada fenomena turis liburan ke tempat yang seperti itu.

Melansir CNN Travel +, Kamis (27/12/2018), semakin banyak turis yang tertarik mengunjungi gunung berapi yang sedang meletus. Melihat letusan gunung berapi secara langsung dapat menjadi pengalaman yang sangat kuat.

Sebuah penelitian terbaru berpendapat bahwa ketertarikan kita akan meletusnya gunung berapi bisa membahayakan nyawa. Ada pula yang mengatakan wisata gunung berapi tidak berbahaya jika mematuhi beberapa aturan dasar.

Risiko pariwisata gunung berapi adalah fokus dari makalah yang diterbitkan oleh Royal Geographical Society di Inggris. Penulis Amy Donovan, seorang ahli geografi di University of Cambridge, meneliti minat yang meningkat pada gunung berapi dalam beberapa dekade terakhir dan mencoba menjelaskan daya tarik kita terhadap letusan itu.

“Orang-orang tertarik oleh kekuatan gunung berapi, saya pikir ini lebih dari tontonan, tetapi lebih merupakan pengalaman. Gunung berapi adalah salah satu kekuatan alam yang benar-benar berada di luar kemampuan manusia untuk dikendalikan, kita tidak dapat melakukan apa pun teketika terjadi letusan, selain menyingkir,” kata Donovan kepada CNN.

Penelitian Donovan berfokus di islandia Telah terjadi peningkatan dramatis dalam jumlah pengunjung asing, dari 488.622 pada 2010 menjadi 2.224.074 pada 2017 hanya karena lanskap dramatis negara itu dan gunung berapi aktif sebagai alasan perjalanannya.

Ewan Callan, manajer layanan informasi wisata What’s On di ibu kota Islandia, Reykjavik, mengatakan bahwa permintaan wisata ke gunung berapi telah meningkat. Hal ini dikarenakan akses yang lebih mudah.

Bahkan, permintaan melonjak ketika ada gunung berapi meletus. Kecenderungannya sekitar setiap 4-5 tahun di Islandia.

Memang, pariwisata telah menjadi bagian penting dari ekonomi Islandia. Namun pengalaman dramatis dengan alam dapat menyebabkan masalah, kata Donovan.

Petugas keamanan di Islandia yang menjaga orang agar tetap aman jika terjadi letusan gunung berapi menjadi semakin khawatir. Yakni saat wisatawan yang tidak mematuhi aturan dalam mencari pengalaman unik itu.

Meski demikian, beberapa orang tetap membayar pilot helikopter lokal untuk mengantar mereka secara rahasia saat malam tiba. Geologi unik Islandia itu memaksa wisatawan bepergian dengan pemandu ahli, karena di Islandia, gunung berapi ada di bawah gletser yang menciptakan risiko khusus yakni banjir yang amat cepat dan perlu diketahui penanganan daruratnya.

Pada tahun 2010, dua wisatawan membeku sampai mati dalam upayanya melihat letusan gunung berapi di Fimmvorduhals namun tetap menyebabkan lonjakan jumlah pengunjung. Pada 2017, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun meninggal setelah jatuh ke Kawah Solfatara di Pozzuoli, Italia, dan orang tuanya juga meninggal ketika mereka mencoba menyelamatkannya karena tidak siap menghadapi situasi ini.

Saran bagi traveler yang mengunjungi gunung berapi, yakni memahami bahaya tersembunyi dan selalu memperhatikan apa yang dikatakan pihak berwenang. Ada gas beracun tingkat tinggi dan tanah yang tidak stabil.

Harus dipahami bahwa meski terlihat aman, gunung berapi sebenarnya bisa berbahaya dan biasanya ada pembatasan memasukinya. Salah satu cara pengamanan dibikin melalui SafeTravel.is, portal online yang dijalankan oleh Asosiasi Islandia untuk pencarian dan penyelamatan juga menawarkan saran keselamatan.

Tapi sepertinya semua kembali kepada diri sendiri. Untuk selalu, berpikir dua kali. (Detik.com)