BERITAJAKARTA.CO.ID – Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) mengalami penurunan tajam dalam perdagangan kemarin, terpengaruh oleh koreksi harga minyak nabati pesaing yang turut menyeret CPO ke zona merah.
Pada Selasa, 18 Juni 2024, harga CPO di Bursa Malaysia untuk pengiriman September tercatat MYR 3.883 per ton, turun 1,15% dibandingkan akhir pekan lalu sebelum libur Iduladha. Hal ini menjadi level terendah sejak 27 Mei atau dalam 3 pekan terakhir.
Dalam sepekan terakhir, harga CPO mengalami penurunan sebesar 1,27% secara point-to-point. Selama sebulan terakhir, harga berkurang 0,89%.
Penurunan harga minyak nabati pesaing seperti minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari turut mempengaruhi harga CPO. Kemarin, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0,23%, sementara harga minyak biji bunga matahari berkurang 0,57%.
Ketika harga minyak nabati pesaing turun, keuntungan menggunakan CPO berkurang karena komoditas-komoditas ini bersifat saling menggantikan.
Selain itu, ekspektasi penurunan permintaan juga membebani harga CPO. Intertek Testing Services dan AmSpec Agri Malaysia memperkirakan ekspor CPO Malaysia pada 1-15 Juni turun masing-masing 19,8% dan 21,6% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya.
Menurut analis teknikal dari Bloomberg Technoz, dengan perspektif harian, CPO masih berada di zona bearish (melemah). Hal ini tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang berada di angka 45,23. RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bearish.
Namun, indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 0, yang menandakan kondisi sangat jenuh jual (oversold). Dengan demikian, harga CPO berpotensi untuk bangkit. Target resistensi terdekat adalah MYR 3.910 per ton.
Jika level ini tertembus, maka MYR 3.946 per ton berpotensi menjadi target selanjutnya. Sedangkan target support terdekat berada di MYR 3.873 per ton. Jika level ini ditembus, harga CPO bisa turun lebih lanjut menuju MYR 3.836 per ton.***