Tsunami Di Selat Sunda Menyebabkan Sektor Pariwisata Mengalami Kerugian

oleh -575 Dilihat

BERITAJAKARTA – Tsunami Selat Sunda yang menghantam pesisir Banten dan Lampung Sabtu malam (22/12) pekan lalu turut berimbas pada sektor pariwisata. Puluhan hotel, vila, serta objek penunjang wisata lainnya di dua provinsi tersebut terkena dampak berupa kerusakan dan sepi pengunjung.

Kawasan Anyer dan Tanjung Lesung di Banten bahkan lumpuh total selama masa tanggap darurat yang dimulai sejak Ahad dini hari (23/12).

Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Guntur Sakti mengatakan sejauh ini jumlah kerugian di sektor pariwisata belum dapat dikalkulasi. Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kemenpar yang diketuainya masih terus memutakhirkan data sampai masa tanggap darurat berakhir.

TCC Kemenpar mencatat, Pantai Anyer, Pantai Ciputih, Pantai Cinangka, Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita merupakan destinasi wisata di Banten yang terpapar tsunami cukup parah. Khusus di Kabupaten Pandeglang, TCC Kemenpar mencatat sebanyak 69 hotel dan vila serta 60 restoran dan toko, rusak. Selebihnya, 50 penginapan dan hotel di Carita memang terhindar dari kerusakan, namun tidak ada yang menginap di sana.

Sejumlah fasilitas seperti dermaga di sekitar Pantai Carita juga rusak cukup parah. Kondisi serupa juga terjadi di dermaga Tanjung Lesung dan berakibat kapal tidak dapat berlabuh. Tak hanya itu, di tempat yang sama, sekitar 350 kapal dan perahu nelayan juga rusak.

Menurut TCC Kemenpar, tsunami juga menghantam beberapa pulau kecil seperti Pulau Sebesi, Pulau Sekepel, dan Pulau Legund. Sedangkan di Provinsi Lampung, wilayah pariwisata yang terkena dampak adalah pantai di Kecamatan Kalianda dan Kecamatan Rajabasa, yang berada pesisir Kota Kalianda, Lampung Selatan.

Di Kecamatan Kalianda, tercatat Pantai Maja, Pantai Kedu, Pantai Ketang, Pantai Laguna Kalianda, Pantai Bagus, Pantai Tanjung Beo, Pantai Sappenan, Hutan Mangrove Grand Elty, Pantai Kalianda Resort, Pantai Merak Belantung, Pantai Marina, Pantai Teluk Nipah menjadi wilayah wisata yang terdampak tsunami. Di wilayah Kalianda ini, dermaga Boom juga hancur.

Sedangkan di Kecamatan Rajabasa, ada Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, Pantai Wartawan de Mansion, Pantai Banding, Pantai Canti, Pantai Batu Kapal yang mengalami dampak kerusakan tsunami.

Guntur menuturkan, setidaknya ada tiga hotel yang rusak di Lampung Selatan, yakni Hotel Wartawan de Mansiona, Hotel Grand Elty Krakatoa, dan Kahaii Beach Resort.

“Mengenai taksiran kerugian belum bisa kami beri tahu. Masih dalam fase tanggap darurat,” jelas Guntur kepada reporter Tirto, Rabu (26/12/2018).

Guntur mengakui bencana tsunami Selat Sunda menyebabkan kunjungan wisatawan turun drastis. “Menjelang libur akhir tahun ini masyarakat sudah cerdas untuk tidak menjadikan daerah terdampak sebagai pilihan tempat berwisata,” katanya.

Terkait pemulihan, Guntur mengatakan kementeriannya akan fokus pada aspek sumber daya manusia dan pemasaran. Menurutnya, pemerintah perlu mengembalikan motivasi dan semangat para pelaku usaha lokal dan masyarakat, segera setelah masa tanggap darurat berakhir.

“Itu akan dilakukan melalui upaya trauma healing,” katanya.

Hingga laporan ini diturunkan, Kemenpar telah menghentikan sementara promosi wisata di Banten dan Lampung Selatan. Namun, pemasaran akan kembali dilanjutkan setelah pemulihan, dengan fokus memulihkan citra pariwisata wilayah yang bersangkutan. (Berita Terkini)