Sengketa Intelijen Picu Ketegangan di AS, Ini Klaim Trump

oleh -15 Dilihat
oleh
Presiden Amerika Serikat Donald Trump | Foto: Getarchive.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan pembelaan atas serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu, dengan mengklaim adanya “intelijen baru” yang menunjukkan keberhasilan penuh operasi tersebut.

Pernyataan ini muncul di tengah munculnya laporan intelijen yang bocor, yang justru menyebut kerusakan hanya bersifat sementara dan program nuklir Iran bisa pulih dalam beberapa bulan.

Trump menyebut serangan tersebut “menghancurkan dan membuat mereka linglung,” meskipun sebelumnya sempat mengaku ragu dengan laporan awal intelijen. Dia merujuk pada penghancuran tiga fasilitas utama Iran—Natanz, Fordow, dan Esfahan—yang diklaim memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali.

Perselisihan mencuat setelah bocoran laporan Badan Intelijen Pertahanan (DIA) menyebut sebagian besar komponen utama program nuklir Iran masih dapat diaktifkan kembali dalam hitungan bulan. Direktur Intelijen Nasional Tulsi Gabbard dan Direktur CIA John Ratcliffe membantah klaim tersebut, dan menegaskan bahwa intelijen terbaru menyatakan beberapa fasilitas utama telah “benar-benar hancur.”

Menanggapi kebocoran tersebut, Gedung Putih disebut berupaya membatasi distribusi dokumen rahasia kepada Kongres. Langkah ini mendapat kritik tajam dari Pemimpin Minoritas Senat Demokrat, Chuck Schumer, yang menilai pemerintah wajib memberi informasi transparan kepada para legislator.

Briefing tertutup yang dijadwalkan Selasa lalu sempat ditunda, memicu kemarahan di parlemen, dan kini diperkirakan akan digelar Kamis dan Jumat mendatang.

Sementara itu, laporan DIA juga mengindikasikan bahwa sebagian besar uranium Iran yang telah diperkaya tinggi kemungkinan telah dipindahkan ke lokasi rahasia sebelum serangan terjadi. Namun, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt membantah tudingan tersebut, menyatakan bahwa “tidak ada indikasi uranium dipindahkan” dan semua lokasi target kini “terkubur di bawah puing.”

Militer AS sebelumnya mengungkap telah menjatuhkan 14 bom penghancur bunker GBU-57 seberat 30.000 pon di tiga lokasi nuklir Iran.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi menyatakan dalam wawancara dengan televisi Prancis bahwa meskipun pengawasan terhadap material nuklir terganggu akibat konflik, ia tidak ingin memberi kesan bahwa bahan tersebut hilang atau disembunyikan.

Dalam pernyataannya, Trump juga mengatakan bahwa pertemuan diplomatik dengan Iran kemungkinan akan berlangsung dalam waktu dekat. Namun ia menegaskan bahwa negosiasi tidak lagi diperlukan karena “Iran sudah terlalu hancur untuk memulai kembali programnya.”

“Saya tidak peduli apakah saya capai kesepakatan atau tidak. Mereka sudah muak,” ujar Trump.

Sementara gencatan senjata antara Iran dan Israel diumumkan, otoritas Iran beralih pada pengetatan keamanan domestik. Aparat menangkap puluhan orang yang dituduh bekerja sama dengan Israel. Kantor berita Fars melaporkan sedikitnya 26 orang telah ditahan.***

— The Guardian