Tape Singkong dan Tape Ketan: Manfaat Kesehatan dari Fermentasi Tradisional

oleh -5 Dilihat
oleh

Tape merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang populer di berbagai daerah. Terbuat dari singkong atau ketan yang difermentasi dengan ragi, tape dikenal memiliki rasa manis, sedikit asam, dan aroma khas. Meski sering dianggap sebagai camilan sederhana, tape ternyata menyimpan beragam manfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi dengan bijak.

Proses fermentasi pada tape membuat kandungan nutrisi di dalamnya semakin mudah diserap tubuh. Tape kaya akan karbohidrat sebagai sumber energi, sekaligus mengandung vitamin B kompleks, mineral, serta sejumlah probiotik alami. Kehadiran probiotik ini berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan, serupa dengan manfaat yoghurt atau kimchi.

Salah satu manfaat utama tape adalah membantu melancarkan sistem pencernaan. Kandungan mikroorganisme hasil fermentasi dapat meningkatkan populasi bakteri baik di usus, sehingga memperbaiki keseimbangan flora usus. Dengan begitu, tape dapat membantu mencegah sembelit sekaligus mendukung daya tahan tubuh, mengingat sebagian besar sistem imun manusia berawal dari usus yang sehat.

Selain itu, tape juga dipercaya mampu meningkatkan energi tubuh. Kandungan glukosa hasil fermentasi mudah diserap sehingga memberikan energi cepat, cocok dikonsumsi saat tubuh terasa lelah. Tidak heran, tape sering menjadi camilan tradisional yang menghangatkan suasana sekaligus memberi tambahan tenaga.

Kandungan vitamin B dalam tape, terutama B1, B2, dan B6, juga bermanfaat untuk metabolisme tubuh. Vitamin-vitamin ini berperan dalam menjaga fungsi saraf, mendukung produksi sel darah merah, dan membantu mengubah makanan menjadi energi. Dalam jumlah yang tepat, tape bisa menjadi sumber tambahan vitamin alami.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa konsumsi makanan hasil fermentasi, termasuk tape, dapat membantu mengurangi risiko penyakit tertentu. Probiotik di dalamnya mampu memperkuat sistem imun, menurunkan peradangan, hingga mendukung kesehatan mental karena adanya hubungan erat antara usus dan otak (gut-brain axis).

Meski begitu, tape tetap perlu dikonsumsi secara bijak. Kandungan alkohol hasil fermentasi bisa meningkat jika tape disimpan terlalu lama, sehingga tidak disarankan dikonsumsi berlebihan, terutama bagi anak-anak atau orang dengan kondisi medis tertentu. Bagi penderita diabetes, tape juga perlu dibatasi karena mengandung gula sederhana yang mudah meningkatkan kadar glukosa darah.

Di balik keterbatasannya, tape tetap menjadi warisan kuliner Indonesia yang tidak hanya lezat tetapi juga menyehatkan. Dengan porsi yang wajar, tape bisa menjadi camilan bernutrisi, mendukung kesehatan pencernaan, menambah energi, sekaligus menjaga tradisi kuliner yang telah diwariskan turun-temurun.