Junaidi Terpilih Jadi Ketua DPD HNSI Riau Masa Bakti 2025–2030

oleh -18 Dilihat
oleh
Junaidi resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Riau untuk masa bakti 2025–2030 | Foto: Dok. HNSI Provinsi Riau.

PEKANBARU — Junaidi resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Riau untuk masa bakti 2025–2030. Ia terpilih secara aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) HNSI Riau yang digelar di Hotel Furaya, Pekanbaru, Jumat, 11 Juli 2025.

Dalam musda tersebut yang diikuti oleh 10 DPC HNSI Kabupaten/Kota itu sepakat menunjuk Junaidi untuk melanjutkan kepemimpinan HNSI Provinsi Riau lima tahun ke depan, dan diharapkan mampu membawa HNSI ke arah yang lebih baik untuk tujuan kesejahteraan nelayan Indonesia, khususnya di Provinsi Riau.

Dalam kesempatan itu, Junaidi menyatakan komitmennya untuk menjalankan tugas dan amanah dari para nelayan di Riau, terutama memperkuat peran HNSI dalam memperjuangkan kesejahteraan nelayan, khususnya di Riau.

“Terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ini adalah amanah besar. Kita akan perkuat kelembagaan dan kemandirian nelayan di seluruh kabupaten/kota di Riau,” ujarnya.

Junaidi menyoroti pentingnya sinergi antara HNSI dan pemerintah dalam pengelolaan sumber daya perairan secara berkelanjutan. Menurutnya, nelayan harus menjadi subjek utama dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan di daerah.

Musda HNSI Riau ini dihadiri oleh perwakilan DPC dari berbagai kabupaten/kota, tokoh nelayan, serta tamu undangan dari instansi pemerintah dan mitra strategis.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal DPP HNSI, Dr. Ir. Anton Leonard, SP, MM, mengingatkan pentingnya peran Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai garda terdepan organisasi nelayan. Dalam sambutannya di Musda HNSI Riau, ia menegaskan bahwa kebangkitan HNSI di daerah sangat bergantung pada kekuatan DPC.

“Riau ini daerah yang unik. Sungainya panjang, lautnya luas, dan ikannya melimpah. Potensi budidayanya juga besar. Tinggal pilih jenis ikan, cari investor, dan gerakkan nelayannya,” ujar Anton lugas.

Ia menyebut bahwa setiap kabupaten/kota di Riau menyimpan potensi besar, hanya tinggal bagaimana DPC bisa menghidupkan semangat dan pemberdayaan nelayan di daerah masing-masing.

Lebih lanjut, Anton menilai posisi geografis Riau sangat strategis karena berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini menjadi peluang besar dalam pengembangan hasil tangkapan dan budidaya perikanan.

“Buyer-nya dekat, pasar internasional tinggal seberang. Hasil tangkap dan budidaya sangat bisa dikembangkan. Seringkali nelayan dianggap miskin, padahal perputaran uang di lingkungan mereka sangat cepat,” tambahnya.

Anton menekankan, kebahagiaan nelayan bukan hanya soal hasil tangkapan, tapi juga soal pendampingan dan pembinaan dari pengurus. “Kalau DPC-nya solid, kompak, dan benar-benar membina, maka HNSI akan jadi organisasi yang manfaatnya langsung dirasakan oleh nelayan,” tegasnya.

Musda kali ini, menurut Anton, bukan hanya soal memilih ketua baru. Ini adalah titik balik bagi HNSI Riau untuk memperkuat akar organisasi di daerah dan merumuskan langkah-langkah konkret menuju pengelolaan sumber daya perairan yang adil, berkelanjutan, dan pro-kesejahteraan nelayan lokal.***