Manfaatkan Kelesuan Dolar AS, Rupiah Menguat

oleh -157 Dilihat
Manfaatkan Kelesuan Dolar AS, Rupiah Menguat

BERITAJAKARTA.CO.ID – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika SerikatĀ (AS) menguat pada awal perdagangan hari ini, Senin 1 Juli 2024.

Keperkasaan dolar yang luntur berhasil dimanfaatkan oleh mata uang Ibu Pertiwi.

Pada pukul 09:05 WIB, US$ 1 dihargai Rp 16.357,5, menunjukkan apresiasi rupiah sebesar 0,11% dibandingkan posisi penutupan akhir pekan lalu.

Tidak hanya rupiah, berbagai mata uang Asia juga mengalami penguatan. Yuan China, won Korea Selatan, dolar Taiwan, baht Thailand, dan dolar Singapura masing-masing terapresiasi 0,02%, 0,21%, 0,1%, 0,19%, dan 0,09%.

Pagi ini, Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama dunia, memang melemah. Pada pukul 08:59 WIB, indeks tersebut turun 0,23% ke 105,624.

Kelesuan dolar AS datang dari harapan pemangkasan suku bunga acuan akibat rilis data ekonomi terbaru.

Akhir pekan lalu, US Bureau of Economic Analysis melaporkan inflasi Personal Consumption Expenditure (PCE) pada Mei sebesar 0% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 0,3% mtm.

Dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), laju PCE pada Mei tercatat 2,6%, melambat dibandingkan April yang sebesar 2,7% yoy. Sementara laju PCE inti secara bulanan pada Mei adalah 0,1%, lebih rendah ketimbang April yang sebesar 0,3% mtm.

Laju PCE inti tahunan pada Mei tercatat 2,6%, juga lebih rendah dibandingkan April yang sebesar 2,8%.

Data ini membuat pelaku pasar semakin yakin bahwa bank sentral Federal Reserve bisa menurunkan suku bunga acuan, paling cepat pada September.

Mengutip CME FedWatch, kemungkinan penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5-5,25% pada September mencapai 55,2%.

Selain itu, The Fed juga berpeluang kembali menurunkan suku bunga acuan pada Desember, dengan probabilitas penurunan 25 bps sebesar 39,7%.

Ekspektasi penurunan suku bunga acuan membuat investasi di aset berbasis dolar AS, terutama instrumen pendapatan tetap, menjadi kurang menarik. Akibatnya, arus modal keluar dari AS dan masuk ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini membantu rupiah untuk menguat di pasar.**

Sumber: Bloomberg Technoz